“Setiap manusia di dunia ini tidak ada yang luput dari
kesalahan dan dosa, tapi kita semua sering lupa, lupa untuk meminta maaf, lupa
mengakui kesalahan kita dan bertaubat, dan tidak mengulanginya lagi. Dulu
sebelum saya diatas mimbar ini, saya berada dibawah, bahkan ditempat paling
hina sekalipun.”
Demikianlah petikan ceramah pertama kali ustad Jefri
Al-Buchori atau yang sering kita kenal dengan sebutan Uje membuat semua Jemaah solat
jumat kala itu tertegun kala itu, dan semua penonton distudio yang menyaksikan
film ini meneteskan air mata, termasuk juga saya yang menyaksikannya. Ceramah
yang sederhana tapi cukup menyentuh hati pemirsanya yang difilm itu perankan
oleh Alfie Alfandy sangat mirip sekali dengan sosok seorang Uje.
Dari seorang pecandu narkoba, Uje akhirnya bisa memilih
hijrah ke jalan yang benar. Berawal dari profesi seorang model dan aktor film
melalui teman dan lingkunganlah yang mengenalkan barang haram itu kepadanya. Awalnya
hanya mencoba tapi lama kelamaannya menjadi kecanduan dan ketergantungan.
Kesehariannya tak ada kegiatan positif yang bisa dilakukannya kecuali
mengkonsumsi syabu-syabu. Sampai suatu ketika seorang model cantik dan juga
salah satu fans berat uje dalam film yang dibintanginya kala itu ingin sekali
bertemu dan berkenalan dengan Uje. Orang itu adalah Pipik, yang dalam film
tersebut diperankan oleh Revalina S. Temat.
Singkat cerita akhirnya mereka menikah, dengan keadaan
ekonomi yang sulit Pipik akhirnya banting tulang mencari biaya untuk keluarga
barunya, sedangkan Uje masih belum bisa meninggalkan barang haram itu, yang
akhirnya diketahui oleh pipik. Rasa menyesal, sedih, kecewa, campur aduk dalam
hati pipik ternyata lelaki yang diidamkan selama ini adalah seorang pemakai.
Dengan sikap yang optimis, Pipik yang kala itu sedang
mengandung anak pertama memutuskan berhenti bekerja dan fokus kepada suaminya
agar bisa sembuh dari ketergantungan obat-obatan. Perjuangan Uje untuk sembuh,
serta dukungan dari seorang istrinya akhirnya berhasil. Dibesarkan dari
keluarga ustad, dari kecil Uje sudah memahami betul tentang agana islam, bahkan
Uje pernah menang lomba Ustad cilik semasanya. Dengan berlatar belakang itu, Uje
diminta untuk menggantikan kakaknya memberikan ceramah jumat, awalnya beliau
menolak, “sampaikanlah, walaupun hanya satu ayat” tutur ibunda Uje.
Akhirnya Uje menyampaikan ceramah pertamanya pada kesempatan
khutbah jumat yang diamanahkan oleh kakaknya itu. Sepulang solat jumat yang
saat itu Pipik sudah menunggu di depan ruman ingin tahu bagaimana pengalaman
suami menyampaikan ceramah perdananya. Tak lama yang ditunggu-tunggu pun datang.
“Ummi, ini ada rejeki dari pengurus masjid.
Rp75.000, yang 20 ribu abi kasih untuk ongkos ojeg, Sisanya ummi simpan Ini
adalah pertama kali abi mendapatkan uang dengan halal. ‘dengan rasa yang haru,
senang, serta syukur Uje kepada istrinya.
Sosok yang rendah hati, akrab terhadap setiap orang serta
ceramah-ceramah yang sederhana sehingga mudah diterima bagi siapa saja yang
mendengarnya, membuat Uje dikenal masyarakat luas melalui acara tanyangan televisi.
Tawaran kontrak acara tausiah di beberapa stasiun TV pun berdatangan, sehingga
kehidupan perekonomian keluarga Uje semakin mapan. Meski demikian Uje masih
ingin tetap hijrah ke tempat yang lbih baik lagi, tuturnya pada Pipik pada film
ini.
Di akhir cerita ini, sang sutradara Indra Gunawan menayangkan
kronologi kecelakaan yang merenggut nyawa Uje. Suatu malam sepulang dari suatu
tempat, Uje memaksakan diri menaiki motor 600 cc dengan kondisi yang tidak fit,
akhirnya di suatu tempat yaitu sekitar pondok indah kecelakaan terjadi, motor Kawasaki
ninja ER 6N yang dinaiki Uje hilang kendali, dan menabarak trotoar. Uje
dilarikan ke Rumah Sakit namun tidak tertolong. Masyarakat Indonesia kehilangan
figur seorang Ustad muda, gaul, dan rendah hati. Selamat Jalan Uje, ceramah dan
tausiah mu masih teringet disetiap hati pemirsamu, Semoga semua amal, Ibadah serta semua
perjuanganmu diterima di sisi Allah SWT. Amien..
Sebuah film perjalanan hidup seorang Ustad besar yang patut
kita saksikan agar bisa diambil hikmah dan pelajaran dari kisahnya. Ada banyak
sekali hikmah yang bisa kita ambil, diantaranya;
- Setiap orang tidak ada yang luput dari kesalahan
dan dosa, tapi orang yang beruntung adalah dia yang selalu ingat dengan
kesalahannya, segera memohon ampun dan tidak mengulanginya lagi.
- Allah akan membuka jalan bagi siapa saja yang
bersungguh sungguh berhijrah ke jalan yang benar.
- Allah maha pembuka rejeki.
- Peranan Istri yang solehah, adalah salah satu
cara Allah untuk membimbing kita ke jalan yang Ridhoi-Nya.
No comments:
Post a Comment